(CONTOH PUISI) SIAPA AKU



Bisikan hatiku yang telah lupa,
Kini  aku telah mampu berjalan, menulis, membaca, berfikir
Aku telah sempurna jadi manusia,
Aku telah hebat dan gagah,
Takperlu perlu lagi guru sebagai pembimbing
tak perlu lagi orang tua, karena mereka kampungan,
tak perlu lagi agama, karena aku hidup di zaman modern,
tak perlu lagi tuhan, karena aku pintar dan berpengalaman,

Tapi, ketika aku jauh dari orang tua, jauh dari guru, jauh dari agama,
Ternyata hatiku sepi ditengah keramaian,
Hatiku menangis setelah berjam-jam tertawa,
Hatiku rapuh walau ditopang oleh fasilitas dunia,
Ternyata kawan dekatku tak mampu membendung air mataku ketika sedih,
 Tapi ayahku ibuku, selalu mendekapku dan meyakinkan aku,
Temyata ketika aku sakit, teman dekat cuek tak mau tahu,   
Tapi ayah dan ibuku selalu menjaga bahkan mereka yang pertama menangis



Kupikir, hidup ini tanpa tujuan
Kupikir hidup ini hanya tidur, makan, bermain, bersenang-senang saja,
Kupikir hidup ini akan bahagia ketika menjauhi agama
Kupikir orangtuaku tak pantas kuhormati,
Kupikir perjuangan orangtuaku dalam membesarkan aku itu mudah,
Kupikir guru-guruku itu iri dan benci karena selalu memarahiku,
Akh, temyata aku bukan siapa-siapa tanpa mereka,
Aku bisa berbuat saat ini, karena orangtuaku masih ada,
Aku bisa makan dan minum karena mereka masih bekerja walau sudah tua,
Akh temyata aku lemah tanpa mereka,
Akh ternyata aku to berguna tanpa agama,
Akh temyata aku sia-sia jadi manusia jika jauh dari agama

Wahai insan anak durhaka, dengar dan renungkanlah,
Tanya hatimu, tanya dirimu, paksa akalmu untuk mengingat,
Bisakah kau berjalan, ketika bayi kau tak dirawat dengan kasih sayang,
Bisakah kau beranjak dewasa, ketika bayi kau dibiarkan sendiri,
Kini, ketika kau telah benar-benar beranjak dewasa
Salahkah jika mereka berharap kau tak terjenunus dalam kesesatan,
Salahkah jika mereka menuntut agar kau jadi anak yang berbakti,

Wahai insan anak durhaka, dengar dan renungkanlah,
Ayo kapan lagi jika tidak dimulai dari sekarang,
Perhatikan mereka mumpung masih disampingmu,
Sayangi mereka mumpung masih didekatmu,
Tatap matanya dengan kasih sayang mumpung matanya belum terpejam,
Pijitlah tubuhnya mumpung masih bergerak,
Karena esok, ketika jasadnya sudah tidak bergerak,
Maka kau akan menyesal, menangis, dan meratap.
Karena kemarin masih belum sempat berbuat.

Karya             : Alex Saputra
              IAIN RADEN INTAN LAMPUNG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH CERPEN DAN MENGOMENTARI ISI CERPEN

CARA MEMBUAT HP JADI WIFI/ MODEM